Kamis, 20 November 2014

Meneliti Kegiatan UKM pemasaran “Tunas Mekar Photocopy dan Printing” Menggunkan Flowchart dan Mencari Kelemahan Sistemnya


Meneliti Kegiatan UKM pemasaran “Tunas Mekar Photocopy dan Printing”  Menggunkan Flowchart dan Mencari Kelemahan Sistemnya


Sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak dibidang jasa photocopy, printing, pembuatan brosur, banner, kartu nama dll serta menjual alat-alat kebutuhan kantor lainnya, Usaha yang dinamakan Tunas Mekar Photochopy & Printing ini berdiri sejak sekitar 2 tahun yang lalu, tepatnya bulan Oktober tahun 2010. Usaha ini didirikan oleh Bapak Budi Setiawan. Terletak di Jl. KH. Noer Ali Komplek Ruko Duta Permai Kalimalang Bekasi, bersebelahan dengan kampus Universitas Gunadarma.











Flowchart dari  Tunas Mekar Photochopy & Printing 



Penjelasan Flowchart :

1.   Pembukaan usaha Jasa “ Tunas Mekar Copy & Printing “
2.   Pencatatan Modal awal Usaha
3.   Costumer datang untuk membeli ATK atau peralatan yang ada atau memfotocopy
4.   Jika membeli barang maka melakukan transaksi pembayaran
5.   Jika meminta jasa Photocopy dan Printing maka dilakukan pemrosesan photocopy dan printing tersebut
6.  Kemudian melakukan pembayaran dari transaksi tersebut
7.  Lalu Pemrosesan Keuangan dilakukan pada bagian pegawai keuangan
8.  Setelah uang diterima kemudian disetorkan pada pemilik usaha
9.  Demikian proses dari “Tunas  Mekar Photocopy dan Printing”

Berikut nota yang diberikan fotocopy & printing pada costumer 









KELEMAHAN PADA SISTEM “Tunas Mekar Photocopy dan Printing”
·         Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.
·          Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
·         Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
·         Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
·          Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
·          Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
·         Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari nol
·         Sumberdaya internal yang kurang pengalaman dan pengetahuan sehingga menyebabkan resiko kesalahan pada sistem
·          Resiko kerugian ditanggung sendiri oleh pihak perusahaan sehingga menyebabkan kerugian yang lebih besar.
·          Kemungkinan program mengandung bug sangat besar
·         Ketidakterlibatan pihak end user dapat menyebabkan kemungkinan gagalnya Sistem Informasi seperti yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan.
·         Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembangan memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para pengembang merasa putus asa
·          Adanya hambatan dana dari pihak manajemen yang diusulkan oleh divisi khusus (menangani Sistem informasi).
·         Batasan biaya dan waktu yang tidak jelas karena tidak adanya target yang ditetapkan sehingga sulit untuk diprediksi oleh perusahaan
·         Perubahan budaya yang sulit jika diatur oleh karyawannya sendiri