Dikaca, aku melihat wajahku yang siap menuju pesta dansa dengan gaun putih yang indah. Aku sangat senang pergi ke pesta dansa. Apalagi dengan dandanan ku yang cantik bagaikan Putri Cinderella. aku pun segera berangkat menuju kesana. Namaku Feby, aku memang suka berdansa. Aku sering mengikuti lomba dansa sejak kecil. Sesampainya di pesta dansa itu, aku melihat lilin-lilin indah di padukan lagu beralunan lembut yang sangat menyentuh hati. Disaat acara di mulai, semuanya mulai berdansa dengan pasanganya masing masing. Tapi malam ini aku tidak mendapatkan pasangan dansa. Aku hanya bisa duduk tersenyum melihat yang lainnya berdansa dengan pasangannya. Hingga tiba tiba ada seorang laki laki dengan wajah yang tersenyum melihatku dan memberikan tangan nya kepadaku untuk diajak berdansa. Dengan alunan lagu yang lembut dan tatapan mata yang serius aku percaya bahwa pria ini adalah pria yang baik yang dikirimkan tuhan untukku. Disitulah pertama kali aku mengenal Rio. Dia pria baik yang pertama kali mengisi hatiku pada pandangan pertama. Sejak saat itu aku mulai berteman dengan nya. Rio sangat perhatian denganku. Perhatiannya melebihi sebuah teman.
Dua bulan aku mengenal nya, aku
mulai merajut cinta dengan nya. Aku takkan pernah berpisah dengan nya. Semakin
lama aku samakin sayang sama Rio. Aku senang mendapatkan perhatian nya. Tanpa terasa
sudah dua tahun aku pacaran dengan Rio. Dan dia sama sekali tidak berubah. Rio
tetap perhatian dan selalu menyayangiku, hingga akhirnya rio memberikan sebuah
cincin tunangan sebagai pengikat cinta kita. Hari hari ku semakin indah dengan
adanya Rio. Rio pun semakin menyayangiku. Dan aku berharap cinta ku dengan nya
akan abadi. Besok adalah hari ulang tahunku yang ke 21. Aku harap Rio bisa
datang. Jika Rio tidak datang rasanya hari istimewa itu akan terasa hampa. Satu
hari sebelum hari ulang tahunku, rumahku seperti surga dengan pernak pernik di
mana mana. Tapi semua itu akan terasa biasa saja jika tidak ada Rio. Rio bagaikan
permata di hatiku. Aku tidak mau kehilangan dia.
Keesokan harinya, tepat pukul
lima sore aku mulai berdandan bagaikan putri di istana. Aku berdandan seperti
ini bukan karna hari ini adalah hari ulang tahunku. Tapi karna hari ini Rio
akan datang di acara ulang tahunku. Tepat pukul delapan malam pesta ulang tahunku pun
di mulai. Tapi aku hanya terdiam di depan pagar rumahku. Aku tidak peduli sudah
banyak tamu yang datang. Aku hanya menunggu Rio yang tak kunjung datang juga.
Aku pun mulai galau menantinya. Aku harap Rio bisa datang di pesta ulang
tahunku ini. Aku terus menunggu, menunggu dan menunggu. Dari kejauhan aku melihat
cahaya lampu mobil berjalan mengarah Semakin
dekat. aku melihat ternyata mobil Rio yang semakin dekat menuju ke arahku. Aku
sangat senang. Aku kira dia tidak akan
datang. Mulai terdengar suara mobil Rio semakin keras dan berhenti tepat
didepanku. Namun ketika aku menghampirinya, di hadapanku aku melihat Rio sudah
terduduk dengan kepala yang bersimbah darah dibangku belakang. Dan sebuah kado
ditangannya. Kado itu berisi sebuah kalung dan surat kecil bertuliskan “Selamat
ulang tahun kekasihku Feby. Semoga panjang umur dan sehat selalu.. Cinta kita
akan selalu bersama selamanya dan semoga kamu suka kalung ini ya”. Ternyata rio
mengalami kecelakaan dan dibantu seorang pemuda yang tahu akan tujuan rio yang
ingin pergi kerumahku. Dengan wajah berlinang air mata aku membaca surat yang
dituliskan rio dan aku berteriak memanggil namanya hingga tanpa sadar aku telah terjatuh pingsan.
Mengapa dihari yang istimewa ini
Rio harus pergi. Kenapa Tuhan memanggil orang yang paling aku sayangi di dunia
ini. Aku ingin terus bersamanya. Tapi sekarang sudah tidak bisa. Rio sudah
pergi meninggalkanku tuk selamanya. Aku sudah pasrah. Sekarang aku hanya bisa berdoa
agar rio bahagia di sana. Yang pasti aku selalu sayang kamu Rio. Sekarang aku
sendirian tanpanya. Aku kesepian, aku hampa tanpanya. Jika bisa ku putar waktu,
takkan ku biarkan Rio pergi. Hari hariku selalu di warnai dengan air mata,
tidak seperti dulu. Dulu aku selalu bahagia bersama Rio. Sekarang dia sudah
tidak lagi disini, disini bersamaku. Aku selalu berharap dia kembali. Jika
Tuhan tak mengijinkan Rio kembali mungkin aku gak bisa hidup lebih lama di
dunia ini. Semoga kamu tetap inget aku di sana. Walapun aku sendirian di sini. Yang penting kamu bahagia
di sana.
Sudah satu tahun aku jalani hidup tanpa Rio. Walau Rio sudah tidak ada di dunia ini, tapi Rio masih ada di hatiku. Aku yakin tidak ada orang lain yang bisa menggantikan Rio di hatiku. Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 22 dan hari ini juga adalah hari kepergian Rio. Di hari ulang tahunku ini aku tidak berdandan secantik dulu. Aku tau Rio sudah tidak ada. Andai Rio ada disini pasti pesta ini akan terasa indah. Karena acara ini aku tidak bisa mengunjungi makam Rio. Akupun memilih pergi dari rumah meninggalkan acara ulang tahunku. Aku pergi menuju makam Rio dan membawa sekeranjang bunga. Sesampainya disana aku terus menatapi makam Rio sambil meneteskan air mata dan berdoa.
Rio Andai kamu ada disini pasti aku akan senang. Aku akan tetap sayang kamu Rio. Walau kamu sudah tidak di sisiku lagi. Dan aku berharap harap kamu juga tetap menyayangiku di alam sana. Aku sayang kamu Rio.